Buku baruku. (2)

Adit sedikit kecewa dengan reaksi Seruni. Seruni pun menyimpan kecewa dalam hatinya. Berkali-kali dia sampaikan ingin sekali celengan baru supaya tidak memberatkan Adit dan memang saat itu dia sedang memerlukannya sebagai teman celengan babinya. Tapi ternyata Adit memberinya kejutan mahal yang ia tidak paham dimana asiknya. Baginya, makan di warung pinggir jalan seperti malam-malam biasanya, dengan recehan 500 perak sebagai “jatah” kejutan hariannya, jauh lebih menyenangkan. Adit ingin memberikan yang terbaik saat itu, dengan merogoh kocek cukup lumayan, tapi ternyata tidak bisa memberi kebahagiaan yang Seruni harapkan.

Dari sini aku belajar, standar bahagia masing-masing orang memang berbeda. Bukan karena tidak peka, tapi kadang memang tidak bisa dipahami. Bisa karena berbeda standar hidup, berbeda lingkungan, atau pengalaman masa lalu. Coba saja Seruni sampaikan lebih sering dan detail. Coba saja Adit cukup belikan celengan, ia tidak perlu membuang uang lebih banyak. Tapi bagaimana lagi, untuk Adit sendiri bukan suatu masalah merogoh kocek sebanyak itu. Coba, coba dan coba. Sayangnya hidup bukan coba-coba. Hidup melibatkan hati, rasa dan pikiran.

Tadi sore aku bertemu Seruni dan Adit. Kami terlibat obrolan cukup lama. Banyak sekali cerita baru yang ingin kusampaikan kepada sahabat kecilku. Tapi dia menghilang. Baiklah, malam ini coba kucari di tumpukan kardus tempat buku-buku dan pakaian lama. Semoga bisa kutemukan. Semoga.

Buku baruku.

Kembali aku menemui saat-saat dimana lembaran kertas tak beraturan menjadi teman terbaikku. Buku yang kupikir menjelma menjadi sahabat masa kecilku tiba-tiba menghilang. Aku masih ingat bagaimana jantungku berdebar kencang ketika aku menemukan buku itu di sela-sela lelahku membereskan pakaian dan perkakas rumah yang sudah sedemikian berantakan. I was beyond happy and excited at that time.

Beberapa waktu lalu kuingat kami masih berbincang mesra tentang peliknya persahabatan antara dua manusia yang betul-betul berbeda, Seruni dan Adit. Seruni yang bekerja serabutan selalu senang dan menanti-nanti saat waktu makan malam bersama di warung langganan mereka tiba. Saat menertawakan kebodohan masing-masing, Adit pasti akan merogoh kocek dan memberikan recehan kepada Seruni. “Nih jatah lo hari ini, haha”. Ya, Adit tau bahwa Seruni selalu mengumpulkan recehan dan menabungnya di celengan babi yang ia temukan di toko barang bekas. Celengan buat umroh, katanya. Kemudian malam mereka habiskan dengan tertawa hingga lelah dan mengantuk, lalu pulang ke rumah masing-masing.

Tepat di bulan Maret, Adit teringat bahwa ulang tahun Seruni akan tiba. Iseng-iseng dia memesan paket omakase di sebuah restoran jepang mewah di kota tempat tinggal mereka yang kebetulan sedang ramai dibicarakan di kantornya. Suatu hari sepulang kerja, tepat di hari ulang tahun Seruni, Adit mengajaknya ke restoran tersebut. Seruni nampak kurang nyaman dengan makan malam mereka kali itu. Tidak bisa tertawa terbahak-bahak karena harus menyimak penjelasan chef ketika memasak, pun tidak bisa ngobrol ngalor ngidul sambil saling menceritakan kebodohan masing-masing. Adit nampaknya tahu bahwa sahabatnya kurang menikmati kejutan yang ia persiapkan.

lanjut part berikutnya.

What a rainy night

Sunday night after a rainy day
I delete all your pictures
I walk away from you

Nights are the hardest
But I’ll be okay
If we are meant to be
Hey, we’ll find our way
But now, let it be

‘Cause you know what they say
If you love somebody
Gotta set them free

I love you but I’m letting go
I love you but I’m letting go
I love you and I’m letting go
I love you but I’m letting go

Little did I know, love is easy
But why was it so hard?
It was like never enough
I gave you all still you want more

Can’t you see?
Can’t you see?
That you want someone that I’m not
Yes, I love but I can’t
So I am letting you go now and baby one day
When you finally found what you want
And you’re ready to open your heart to anyone
Don’t push people away again
Easier, I know, but it’s also very lonely, yeah

I love you but I’m letting go
I love you but I’m letting go
I love you and I’m letting go
It is the only way, you know?

And from now on I will hold my own hand
Until one day you’ll hold my lonely hand

Under a street lamp standing next to the bridge

Kalimat-kalimat indah yang dulu pernah ada kembali kubaca satu per satu.

Menjadi indah, berharga dan berarti itu begitu menyenangkan. Bertahun-tahun aku memimpikan semuanya hingga aku tidak kuasa menahan diri untuk mengenyangkan diri dengan semua itu. Hingga aku lupa untuk berhenti sebelum kenyang. Ya, paling tidak aku ini masih manusia, rakus.

Aku sadar aku telah kehilangan semuanya. Jiwaku terbang melayang entah kemana. Aku berlabuh di tempat yang salah. Mungkin aku terlalu sombong dan besar kepala. Biar bagaimanapun, tiket festival tidak bisa dengan gratis ditukar dengan barisan VVIP. Aku harus segera beranjak dan kembali mencari yang tersembunyi. Mungkin sendiri adalah jalanku mencari jiwaku di tengah kesunyian malam. Malam yang entah sepanjang apa.

Björk

Pernah dengar atau perhatiin lirik lagu Björk yang judulnya “I miss you”?

Aku tau Björk dari seorang teman dekat. Dia maniak banget sama Sigur Ros, band Islandia yang aku gak ngerti amat sama lagu-lagunya. He kept talking about it, yang kemudian obrolan kami (i mean, his speech, because i was totally a listener, not even said a single word at that time, lol) saat itu berlanjut nyambung ke Björk yang emang waktu itu terkenal demen nyampur effect dari berbagai jenis musik. (Intermezzo : buat yang paham dua nama diatas, fixed, kita satu generasi)

Bukan mau ngomongin musik nih ya, tapi ngomongin lirik lagunya Björk.

Kurang lebih begini :

I miss you

But I haven’t met you yet

So special

But it hasn’t happened yet

You are gorgeous

But I haven’t met you yet

I remember

But it hasn’t happened yet

[Chorus]

And if you believe in dreams

Or what is more important

That a dream can come true

I will meet you

[Verse 2]

I was peaking

But it hasn’t happened yet

I haven’t been given

My best souvenir

I miss you

But I haven’t met you yet

I know your habits

But wouldn’t recognise you yet

[Chorus]

And if you believe in dreams

Or what is more important

That a dream can come true

I miss you

[Bridge]

I’m so impatient

I can’t stand the wait

When will I get my cuddle?

Who are you?

I know by now that you’ll arrive

By the time I stop waiting

[Refrain]

I miss you

Bertahun-tahun kayanya ini lagu cocok jadi soundtrack marathonku selama ini. Mumpung lagi istirahat nih, kira-kira perlu ganti soundtrack gak ya? Kalau iya, kira-kira apa coba? Any idea?

Berjalan

Aku berhenti di tengah perjalanan ini, beristirahat dan menunggu waktu untuk berjalan lagi.

Akhirnya kursi taman di salah satu sudut di pinggir jalan itu kosong.

Syukurlah, aku bisa beristirahat sebentar setelah perjalanan panjang yang melelahkan tadi.

Keringat masih mengucur deras, botol minumku juga masih harus diisi kembali.

Telapak kakiku terasa panas, kubuka sepatu dan kaos kakiku.

Angin berhembus perlahan. Kunikmati terpaannya di wajah dan tubuhku.

Begitu tenang rasanya duduk bersandar di kursi ini pada saat seperti ini.

Biarkan kunikmati dulu, sampai aku sanggup melangkah dan berlari lagi.

Bukankah hidup tentang berjalan, berhenti dan kembali menyiapkan langkah di saat yang tepat?

Pintu misteri

Dalam perjalanan mengitari museum itu, aku memasuki sebuah pintu yang unik. Nampak dari luar, ukirannya begitu indah. Penampangnya cukup megah dan terkesan sangat kuat. Sekilas pintu itu sungguh berbeda dengan pintu-pintu ruangan lain dalam museum itu.

Kubuka pintu dan kutemui ruangan yang sangat gelap. Dalam ruangan tersebut terdapat empat pilar yang memancarkan cahaya, membuat lukisan di permukaannya nampak begitu jelas. Lukisan yang bercerita tentang kebebasan, kebahagiaan, ketenangan dan kisah cinta yang begitu indah itu sungguh memukau. Namun anehnya, tidak dapat kulihat permukaan dasar lantai yang menjadi alas pijakan tubuhku dan pilar-pilar tersebut. Dalam hati aku sungguh ingin mendekati pilar-pilar tersebut, menyentuhnya dan menikmati lukisan-lukisan indah tersebut dari dekat. Ada beberapa detail yang membuatku penasaran dan sungguh ingin kuamati dari dekat. Ada apa di permukaan lantai yang gelap dan belum dapat kulihat itu? Aku ingin melangkah, namun aku ragu. Apa kalian ingat film-film misteri tentang pencarian harta karun itu? Tak jarang sang aktor utama harus berjuang menghindari jebakan akibat salah menginjak permukaan lantai yang harus ia lewati. Aku sungguh harus berhati-hati kali ini. Pikirku, bila salah langkah, aku bahkan bisa mati.

Should i take any step forward?

Mencari

Bangun pagi, bekerja, pulang dan beristirahat.
Repeat.
Apa yang dicari?

Duduk santai, bercerita, mendengar, tertawa dan sesekali menangis.
Apa yang dicari?

Bercinta, berteriak, kelelahan, berbincang, berpelukan dan tertidur.
Apa yang dicari?

Kadang semua terus berjalan, menikmati setiap detiknya, menikmati senyum dan hingar bingar di sekitar kita, tanpa perlu menemukan yang apa yang dicari.

Bukankah semau sudah disediakan untuk kita? Nikmatilah.

Roller coaster

Awalnya aku ragu. Begitu banyak orang berteriak, bahkan tak jarang berakhir dengan wajah pucat pasi. Tapi, aku melihat banyak juga yang terlihat sumringah dan tersenyum puas.

Aku menunggu.

Hingga tiba giliranku menaikinya. Akankah aku berakhir dengan wajah pucat pasi, atau tersenyum puas dengan congkaknya? Perlahan kutapaki tangganya. Lalu aku duduk dengan manis sambil menunggu penumpang lainnya. Setelah semua siap, roller coasterku pun berangkat. Angin berhembus di wajahku dengan ringan. Saat ia menanjak, pemandangan indah menghibur mataku. Aku menikmati debaran jantung bercampur dengan ketegangan. Ia semakin naik, naik, naik hingga ke puncak. Aku tercekat. Roller coasterku perlahan bersiap untuk meluncur dan belokan tajam nampak jelas di depan mataku.

Bagaimana aku saat perjalanan ini berakhir nanti?

A letter to Dru on a rainy night

Dear Dru,

I love you, and you know that.

Ever since i was standing on that rooftop, watching those beautiful lights, learning and growing in love.

I probably find someone that moves me more than you, but no one can beat the way you make me feel. Talking to you lifts me up. All the words you say always make me feel like I couldn’t be anyone better. I can be who i really am, when I am with you.

You live there, and I live here, which is why it will never work.

I would have followed you, and you knew that. Now you are telling me what you want me to. I am scared.

I’m scared of how much I love you. I am scared that you aren’t the person I am in love with. I am scared you don’t love me as much as I love you. I am scared you are going to hurt me. Yes, I am so scared of what it means to be with you.

I wish i could go back to the time when i didnt know how warm you can be. I wish life wasn’t this complicated, then I wouldn’t be scared of those rainy days. I wish i wouldn’t feel how much you can move me.

I can see my whole life with you. Its beautiful like this rainy night.

Are you a fantasy? Ah, maybe that’s why I am so scared now.

Love,

Kim